Alhamdulillah tanpa keluasan rahmat Allah tentu karya-karya saya yang terjelek di dunia ini bisa selesai. Tentu dengan hasil yang melegakan saya meskipun mungkin anda yang melihatnya bawaannya ingin misuh, melempari muka saya dengan celana kolor nenek tetanggamu, atau anda tetap tidak suka dengan gaya lukisan saya, itu juga bukan soal bagi saya, sak karepmu.
Mau anda suka atau tidak, Berkarya bagi saya itu hiburan, tidak akan rasa suka atau tidak sukanya terhadap karya saya mampu menghentikan laju proses saya dalam berkarya. Berkarya bagi saya juga adalah terapi dan wasilah saya dalam kontemplasi diri kepada Sang Pencipta. Tentu berbeda bagi anda yang jomblo berkarya bisa dijadikan sebagai teman orgasme atau onani.
Pokoknya apa saja istilahnya, yang penting tangan ini tetap berkarya, menggores apa saja, tentang ayat, huruf, Hadist, Ayat Al Quran, kata mutiara, pisuhan terhadap ketimpangan sosial yang makin terpuruk karena pandemi ini dan semacamnya. Daripada anda masih saja berdebat soal percaya atau tidak percaya Covid-19 ada atau tidak sedangkan negara lain sudah membangun meski tertatih, sendi-sendi kehidupan khususnya perekonomiannya, mending fokus kita jaga diri, keluarga dan fokus pada profesi masing-masing, berkaryalah dan berikan yang terbaik untuk negeri tercinta ini apapun yang kita mampu.
Biarkan teriakan kuas dan nyanyian qalam tetap nyaring melebihi riuh rendahnya berisik suara covid-19 yang tidak ada ujung pangkalnya kapan berakhir.
Semoga Allah terus meringankan tangan saya melukiskan keindahan-Nya meskipun kuas dan catku justru membuat Tuhan ‘malu’ melihat goresanku yang semau-maunya aku.
Nantikan karya-karya ini pada perhelatan karya pameran tunggal pada tahun 2021 ini, semoga saya selalu sehat dan tetap bersahabat dengan Covid tentunya. Dan yang pasti PPKM segera berakhir dan tidak berlanjut menjadi PPKM jilid 1,2,3,4,5 dan seterusnya.






______
Ilustrasi: Beberapa perwakilan contoh karya Saya dari 1000 karya pada kanvas dengan berbagai ukuran terjelek di dunia yang pernah ada.